Palopo  

Penerima Bantuan PKH di Palopo Diduga Dipolitisasi Memilih Salah Satu Paslon

PALOPO – Nama penjabat Walikota Palopo, Firmanzah, terseret dalam politisasi penerima bantuan Keluarga Harapan. Hal itu diketahui melalui pesan chat grup What’app yang saat ini tengah viral di media sosial.

Dalam isi percakapan chat WA tersebut, para penerima PKH di Palopo diarahkan untuk mendukung paslon walikota Trisal Tahir dan Akhmad Syarifuddin oleh salah seorang warga atas nama Suarni.

Isu ini muncul setelah beredar percakapan di grup WhatsApp yang menunjukkan peserta PKH diarahkan untuk mendukung salah satu paslon, dengan ancaman akan dilaporkan kepada Pj Walikota Palopo Firmanzah DP jika tidak mengikuti arahan.

“Tabe, ibu-ibu transparan mika sekarang. yang tidak ikut memilih Cawalkot Trisal Tahir, diminta langsung dari pak walikota,” tulis akun WA atas nama Suarni.

“Tabe sekali kalau nama ta saya serahkan ke pak walikota dan dilanjutkan kepada pendamping PKH. Dan kalau kita tidak percaya, chat langsung meki (bahasa palopo artinya kamu) ke ibu pendamping,” sambungnya.

Muhammad menegaskan bahwa peserta PKH yang mengumpulkan KK dan mengarahkan dukungan bertindak atas inisiatif sendiri, dan hal ini tidak ada kaitannya dengan instruksi dari pendamping PKH.

“Kami belum melakukan instruksi tersebut kepada warga, namun sudah ada ketua kelompok yang mengumpulkan KK dengan klaim untuk mendukung calon tertentu,” ujarnya.

Pendamping PKH, menurutnya, hanya bertugas melakukan pemutakhiran data sesuai arahan dari Kementerian Sosial, yang melibatkan pengumpulan Kartu Keluarga (KK) terbaru.

“Kami kaget dengan situasi ini, tetapi akan tetap melanjutkan tugas kami sesuai dengan surat tugas yang dimiliki,” jelas Muhammad.

Ia menekankan bahwa tidak ada instruksi politis yang berasal dari pendamping PKH, dan pihaknya akan terus menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tanpa terlibat dalam politik praktis.

Dikonfirmasi terpisah, PJ Walikota Palopo, Firmanzah juga membantah keterlibatan dirinya mengarahkan dukungan kepada salah satu paslon seperti yang dimaksud pada isi pesan singkat yang viral tersebut.

“Saya tidak pernah ketemu sama kelompok PKH, tidak betul kalau ada arahan seperti itu,” imbuhnya.