Palopo, Wijatoluwu.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palopo mencatat adanya tren penurunan kasus penyalahgunaan narkoba sepanjang tahun 2024. Namun, kondisi ini dinilai belum aman sepenuhnya. Kepala BNN Kota Palopo, AKBP Herman, mengingatkan bahwa ancaman masih mengintai, terutama karena wilayah tetangga seperti Luwu Timur justru mengalami peningkatan kasus.
“Sekadar informasi bahwa data yang ada untuk wilayah Palopo itu 2024 itu turun, yang agak meningkat itu di Luwu Timur. Ini tentu kerja kita semua,” ujar AKBP Herman dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang digelar di Aula Ratona, Kamis (26/6/2025) malam.
Meski mengapresiasi capaian positif tersebut, ia menekankan bahwa keberhasilan itu harus terus dijaga melalui kerja sama lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat. Menurutnya, Palopo punya potensi besar menjadi contoh penanganan narkoba berbasis komunitas.
“Ini menunjukkan bahwa kolaborasi yang selama ini kita bangun sudah menunjukkan hasil, dan itu perlu kita lanjutkan bersama,” katanya.
Ia juga mengajak siapa pun yang terdampak narkoba untuk tidak ragu mencari pertolongan. BNN Palopo, lanjutnya, membuka layanan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan, baik rawat jalan maupun rawat inap.
“Apabila ada terkait penyalahgunaan narkoba termasuk ada yang ingin diobati bisa dihubungi BNN, baik rawat inap maupun rawat jalan,” ungkapnya.
Peringatan HANI tersebut turut menjadi momentum refleksi bagi Pemerintah Kota Palopo. Penjabat (Pj) Wali Kota, Firmanzah, secara tegas mengingatkan bahwa Palopo rawan menjadi jalur lintas peredaran narkoba dari wilayah barat menuju timur Sulawesi.
“Mulai dari Makassar, mohon maaf di beberapa daerah, ya itu biasanya ke Timur, ke Morowali, itu biasanya singgah di sini dulu. Sehingga kita menjadi sebuah tempat transit. Kalau kita tidak antisipasi secara dini, ini bisa merusak generasi,” kata Firmanzah.
Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mengenali dan mencegah penyebaran narkoba sejak dini.
“Oleh karena itu kewaspadaan terhadap bahaya narkoba perlu dibangun secara terpadu partisipasi masyarakat, sehingga bisa memahami seluruh modus operandi peredaran narkoba termasuk ciri-ciri orang yang patut diduga terlibat,” jelasnya.
Ketua DPRD Palopo, Darwis, yang turut hadir dalam peringatan itu menyatakan dukungan penuh terhadap langkah yang diambil pemerintah dan BNN. Ia menyoroti letak strategis Palopo sebagai peluang sekaligus ancaman.
“Wilayah Palopo sangat strategis dan itu membuat kita harus ekstra hati-hati. Jangan sampai kota ini jadi jalur singgah peredaran narkoba. Ini menyangkut masa depan anak-anak kita,” kata Darwis.
Ia memastikan DPRD akan mendukung upaya pemberantasan narkoba melalui pengawasan yang efektif dan penguatan program edukasi di masyarakat maupun di sekolah.
“Kami akan mendukung lewat fungsi pengawasan. Pencegahan narkoba harus dibarengi dengan sosialisasi masif, khususnya ke lingkungan sekolah dan komunitas masyarakat,” tandasnya.