Palopo, Wijatoluwu.com — Bripka Darvan (37) merupakan seorang Babinkantibmas di Kelurahan Mungkajang, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi korban pengeroyokan 5 orang pelajar SMA di jalan Pongsimpin, Mungkajang. Korban awalnya menerima laporan dari seorang warga mengenai tawuran sesama pelajar di wilayah hukum Polsek Wara.
“Berawal dari pukul 11.40 Wita, salah satu warga menelpon seorang Babinkantibmas adanya terjadi keributan sesama pelajar di depan SMP.N 6 Palopo,” ucap Kanit Reskrim Polsek Wara Iptu Ahmad Akbar.
Korban lalu mendatangi lokasi yang dimaksud tanpa menggunakan atributnya sebagai seorang aparat kepolisian dan hanya menggunakan sepeda motor dinasnya sebagai seorang Babinkantibmas.
“Sehingga Babinkantibmas tersebut bergegas untuk ke wilayah binaannya. Setelah sampai di TKP, keributan tersebut sudah terjadi, namun dia sempat melerai ada beberapa pelajar yang sempat melakukan keributan sehingga membubarkan kedua kelompok,” tutur Akbar.
Ia lalu membubarkan 2 kelompok pelajar yang sedang tawuran tersebut. Salah satu kelompok pelajar lalu tidak menerima tindakan yang dilakukan korban mengamankan 2 unit sepeda motor.
“Setelah Babinkantibmas tersebut membubarkan satu kelompok, lalu tidak diterima baik oleh pelajar tersebut, sehingga Babinkantibmas mengamankan 2 unit sepeda motor untuk diserahkan ke Sat Lantas,” tambahnya.
Ia pun menghubungi Sat Lantas Polres Palopo untuk mengamankan 2 unit motor tersebut yang tidak dilengkapi dengan dokumen kendaraan bermotor.
“Sebelum Babinkantibmas mendatangi kubuh yang satunya lagi, Babin sempat menelpon ke Sat Lantas Polres Palopo untuk datang mengamankan motor tersebut karena tidak dilengkapi surat-surat,” terangnya.
Saat hendak beranjak meninggalkan lokasi tawuran, korban lalu dilempar menggunakan helm oleh salah seorang pelaku. Korban lalu turun dari motor dinasnya dan langsung dikeroyok hingga tersungkur ke got.
“Pada saat itu Babinkantibmas mau jalan (pulang), dia dilempar pakai helem salah satu dari pelajar SMA sehingga mengenai belakang dan babinkantibmas ini singgah dan turun dari motor berselang beberapa detik pelempar tersebut dan beberapa rekan-rekannya melakukan penganiayaan membuat Babinkantibmas tersungkur dan dianiaya bahkan dipukul, diinjak dan dilempari kaca helem,” ungkap Akbar.
Kendati begitu, ia pun tidak melakukan perlawanan saat dikeroyok kawanan pelajar tersebut. Saat dia (korban) mengatakan bahwa dia adalah Babinkantibmas, sontak para pelaku kabur meninggalkan lokasi.
“Namun Babinkantibmas tersebut tidak melakukan perlawanan dan sempat mengeluarkan kalimat bahwa dia adalah Babin di wilayah tersebut (Mungkajang) sehingga para pelaku melarikan diri,” pungkasnya.
Penulis: Abu | Editor: Rahmat Al Kafi