Gowa, Wijatoluwu.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 114 Universitas Hasanuddin (UNHAS) melaksanakan program kerja bertajuk “Sosialisasi dan Pembuatan Lubang Resapan Biopori sebagai Solusi Penyerapan Air Hujan di Lingkungan Permukiman” di Desa Tana Karaeng, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (29/7/2025).
Program ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya teknologi sederhana dalam mengatasi genangan air dan menjaga kelestarian lingkungan, terutama di wilayah permukiman yang kerap mengalami masalah genangan saat musim hujan.
Meskipun sebagian masyarakat telah mengenal metode resapan sederhana, praktik di lapangan masih minim.
Melalui kegiatan ini, warga diperkenalkan lebih dalam mengenai manfaat biopori, tidak hanya dalam penyerapan air hujan tetapi juga pengelolaan sampah organik menjadi kompos.
Kegiatan ini mencakup penyuluhan materi edukatif, demonstrasi teknik pembuatan biopori, serta praktik langsung pemasangan lubang biopori di pekarangan rumah warga dan titik-titik strategis yang rawan genangan.
“Biopori adalah solusi sederhana, murah, dan sangat bermanfaat bagi lingkungan. Selain mencegah banjir, lubang biopori juga membantu mengolah sampah organik menjadi pupuk alami,” ujar Kepala Desa Tana Karaeng, Sampara yang turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
Adapun bentuk kegiatan meliputi:
• Penyampaian materi edukatif mengenai manfaat dan fungsi biopori;
• Demonstrasi langsung pembuatan lubang biopori;
• Pemasangan lubang biopori di area strategis permukiman.
Warga menyambut antusias kegiatan ini karena memberikan solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari, seperti genangan air, keterbatasan area resapan, dan penumpukan sampah organik.
Para mahasiswa juga mengajak warga untuk menjadikan pembuatan biopori sebagai kebiasaan berkelanjutan yang bisa diterapkan di setiap rumah.
Dalam jangka pendek, program ini diharapkan mampu mengurangi genangan di sekitar rumah warga saat musim hujan.
Sedangkan untuk jangka panjang, masyarakat Desa Tana Karaeng diharapkan dapat membuat dan merawat lubang biopori secara mandiri demi terciptanya lingkungan yang sehat, ramah air, dan berkelanjutan.
Kegiatan ditutup dengan penuh harapan bahwa penerapan teknologi sederhana seperti biopori dapat menjadi langkah nyata masyarakat desa dalam menghadapi tantangan lingkungan serta mendukung pelestarian sumber daya air di tingkat lokal.