Palopo, Wijatoluwu.com – Dinas Sosial Kota Palopo mencatat peningkatan jumlah anak jalanan dan pengemis (gepeng), yang mayoritas disebabkan oleh faktor ekonomi. Temuan ini berdasarkan hasil pendataan lapangan dan laporan masyarakat.
“Setelah inventarisasi dan tindak lanjut laporan warga, kami menemukan bahwa aktivitas mereka dipicu oleh tekanan ekonomi dan kebutuhan hidup,” ujar Kepala Dinas Sosial Palopo, Zulkifli Halid, Senin (21/4/2025).
Zulkifli menyebut, sebagian besar anak jalanan berasal dari keluarga prasejahtera. Dalam salah satu temuan, satu keluarga bahkan memiliki hingga 12 anak. Dari hasil pendataan, sekitar 15 anak teridentifikasi terlibat dalam aktivitas di jalan.
Setelah ditemukan di lapangan, para anak ini dikembalikan ke rumah masing-masing dan diberikan edukasi kepada orang tua mereka.
“Kalau efek jerah, inikan anak-anak yah pendekatannya dilakukan secara persuasif, kalau represif tidak cocok, harusnya kita kembali pada faktor ekonomi,” sambungnya.
Menurut Zulkifli, sebagian besar anak-anak tersebut menyerahkan hasil mengemis kepada orang tua.
“Kami sempat tanya langsung, dan mereka jawab uangnya untuk orang tua. Ini jadi tantangan utama di lapangan,” ungkapnya.
Ia menegaskan penanganan masalah gepeng tidak bisa dilakukan oleh Dinas Sosial semata, diperlukan kolaborasi lintas sektor agar masalah ini bisa ditangani secara menyeluruh.