Palopo, Wijatoluwu.com — Akses jalan menuju wilayah Buntu Lobo, Kelurahan Peta, Kecamatan Sendana, Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), butuh perhatian Pemkot Palopo. Akses jalan menuju daerah ini terbilang cukup terjal melintasi pegunungan Peta, Kecamatan Sendana.
Pantauan saat menuju wilayah ini, akses jalan terbilang cukup sulit dengan permukaan jalan yang tidak rata. Permukaan jalan yang tidak rata diakibatkan oleh rabat beton pada jalan tersebut sudah mulai rusak dan berlubang.
Untuk sampai ke tempat ini dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dengan jarak tempuh kurang lebih 3 kilo meter dari wilayah kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang, Palopo. Sepanjang perjalanan pengunjung dimanjakan dengan pemandangan pegunungan yang indah.
Kendati begitu, jalan ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan bermotor yang telah dimodifikasi. Sementara untuk kendaraan motor biasa juga bisa dilalui namun dibutuhkan kehati-hatian saat melintasi jalan yang menanjak dan menurun.
“Kalau bukan ban gigi susah naik, yang bagus itu cuma itu jalan rabat beton tapi ada mi lobang,” ucap Luter warga setempat, Minggu (4/12/2022).
Apa bila musim hujan, kondisi jalan di daerah ini akan sangat licin berlumut dan agak becek. Jurang sepanjang jalan juga sangat terjal dan beresiko bagi pengendara yang tidak terbiasa melintasi daerah tersebut.
Terdapat juga berbagai macam tumbuhan pepohonan cengkeh yang dimanfaatkan masyarakat sebagai salah satu sumber penghasilan tahunan. Selain cengkeh, daun kering cengkeh yang berjatuhan juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diperjual belikan yang diolah jadi minyak.
“Lebih banyak cengkeh kalau di sini dijadikan sumber mata pencarian, daunnya juga itu bisa dijual harganya 25 ribu perkilo diolah jadi minyak,” tuturnya.
Selain cengkeh, tumbuhan lain berupa daun patikala dan daun sereh juga menjadi sumber penghasilan sehari-hari masyarakat yang ada di wilayah Buntu Lobo, Kelurahan Peta.
“Sumber penghasilan warga lebih banyak dari hasil panen cengkeh itu untuk tahunan kalau keseharian itu sereh dan patikala,” jelasnya.
Jumlah penduduk di daerah ini cukup banyak dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 40 dan jumlah warga kurang lebih 200 orang. Luter juga menyesalkan wilayahnya hingga kini kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Palopo.
“Jumlah KK kurang lebih 40, kalau warga sekitar 200 orang, dipandang sebelah mata kalau daerah di sini padahal penduduknya lumayan banyak,” pungkasnya.
Penulis: Abu Hafshah | Editor: Rahmat Al Kafi