PAFI Jailolo Gelar Sosialisasi TBC dan Stunting di Beberapa Puskesmas

TBC
Ilustrasi TBC. (source: (bindonesia.or.id)

Upaya meningkatkan pelayanan kesehatan merupakan prioritas utama dalam membangun masyarakat yang sehat dan produktif. Salah satu langkah nyata yang diambil oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Jailolo adalah dengan menggelar sosialisasi tentang TBC (Tuberkulosis) dan stunting di Puskesmas Jailolo.

Kegiatan PAFI Jailolo ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanganan dini penyakit TBC dan stunting, yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, termasuk di daerah Jailolo.

Berikut paparan pentingnya sosialisasi ini, langkah-langkah yang dilakukan, serta manfaatnya bagi kemajuan daerah.

Mengapa TBC dan Stunting Menjadi Fokus Utama?

1. Dampak TBC terhadap Masyarakat

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meski dapat dicegah dan diobati, TBC tetap menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit menular di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Indonesia termasuk dalam tiga besar negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia.

Dampak Buruk TBC:

  • Penurunan produktivitas yang mengakibatkan Pasien TBC seringkali kehilangan kemampuan untuk bekerja secara optimal.
  • Beban ekonomi sehingga pengobatan jangka panjang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama bagi masyarakat kurang mampu.
  • Risiko penularan yang membuat TBC dapat dengan mudah menyebar melalui udara, terutama di lingkungan dengan sanitasi buruk.

2. Stunting sebagai Ancaman untuk Generasi Masa Depan

Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan anak memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan usianya. Stunting tidak hanya memengaruhi fisik anak tetapi juga perkembangan otaknya, yang berpotensi menurunkan daya saing generasi mendatang.

Penyebab Utama Stunting:

  • Kekurangan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan.
  • Sanitasi yang buruk.
  • Kurangnya edukasi mengenai gizi.

Tabel berikut merangkum perbedaan mendasar antara TBC dan stunting:

AspekTBCStunting
PenyebabInfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosisKekurangan gizi kronis
DampakMenular, menurunkan produktivitasTidak menular, memengaruhi pertumbuhan
PencegahanVaksinasi, pengobatan diniEdukasi gizi, sanitasi, pemberian ASI

Sosialisasi TBC dan Stunting oleh PAFI Jailolo

1. Tujuan Kegiatan

Kegiatan sosialisasi yang digelar oleh PAFI Jailolo memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui Edukasi tentang gejala, penyebab, dan cara pencegahan TBC serta stunting.
  • Mendorong deteksi dini dengan mengajak masyarakat untuk memeriksakan diri ke Puskesmas apabila mengalami gejala TBC atau memiliki anak yang berisiko stunting.
  • Membangun kerjasama dengan menghubungkan masyarakat dengan tenaga kesehatan, termasuk apoteker, untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan ini.

2. Langkah-Langkah Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan dengan pendekatan terpadu, mencakup:

Pemberian Materi Edukasi

  • Menggunakan media presentasi yang interaktif.
  • Memberikan leaflet dan brosur yang mudah dipahami.

Pemeriksaan Kesehatan Gratis

  • Skrining TBC melalui tes dahak.
  • Pengukuran tinggi dan berat badan anak untuk mendeteksi risiko stunting.

Konsultasi Langsung

  • Warga dapat berkonsultasi dengan apoteker tentang pengobatan TBC.
  • Ibu hamil dan menyusui mendapat panduan gizi dari tenaga kesehatan.

Peran Puskesmas dalam Mendukung Sosialisasi

Puskesmas memiliki peran strategis dalam mendukung kegiatan ini sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Tugas Puskesmas dalam Sosialisasi:

  • Memberikan fasilitas dengan menyediakan ruang dan alat untuk kegiatan sosialisasi.
  • Mendukung tenaga kesehatan dengan melibatkan dokter, bidan, dan perawat dalam penyampaian informasi.
  • Melakukan tindak lanjut dengan memastikan pasien TBC dan anak stunting mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Dampak Sosialisasi terhadap Masyarakat Jailolo

Sosialisasi ini diharapkan membawa dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Jailolo, seperti:

1. Penurunan Angka TBC dan Stunting

Dengan meningkatnya kesadaran, masyarakat lebih tanggap terhadap gejala TBC dan lebih peduli pada pola asuh gizi anak.

2. Peningkatan Produktivitas

Masyarakat yang sehat akan lebih produktif, sehingga dapat berkontribusi lebih baik pada pembangunan daerah.

3. Sinergi Pemerintah dan Masyarakat

Kegiatan ini memperkuat hubungan antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan bersama.

Strategi untuk Memastikan Keberlanjutan Program

Agar program ini memberikan hasil maksimal, diperlukan strategi berkelanjutan, antara lain:

1. Pelatihan Berkelanjutan

Melatih kader kesehatan di tingkat desa agar dapat melanjutkan edukasi secara mandiri.

2. Pemanfaatan Teknologi

Menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang pencegahan TBC dan stunting.

3. Evaluasi dan Monitoring

Melakukan evaluasi rutin terhadap efektivitas program sosialisasi dengan mengumpulkan data jumlah kasus sebelum dan sesudah kegiatan.

Kesimpulan

Dikutip dari website resminya https://pafijailolo.org/ Sosialisasi TBC dan stunting yang digelar oleh PAFI Jailolo di Puskesmas merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Program ini tidak hanya memberikan edukasi tetapi juga memfasilitasi deteksi dini dan pengobatan, yang secara langsung berkontribusi pada kemajuan daerah Jailolo.

Upaya melibatkan berbagai pihak, dari tenaga kesehatan hingga masyarakat, Jailolo dapat menjadi contoh bagaimana kolaborasi mampu mengatasi masalah kesehatan masyarakat.