Uncategorized

Cara Berlangganan Starlink di Indonesia 

1
×

Cara Berlangganan Starlink di Indonesia 

Sebarkan artikel ini
Cara Berlangganan Starlink
Ilustrasi Starlink. (source: startlink.com)

Saya pertama kali dengar Starlink bukan dari berita teknologi, tapi dari obrolan orang kampung yang bilang, “Internet dari langit, bisa dipasang di gunung.” Awalnya saya kira bercanda. Tapi setelah buka beberapa forum, ternyata memang ada—dan bukan sekadar ada, sudah digunakan di tempat-tempat yang bahkan sinyal ponsel pun sering putus.

Lama-lama rasa penasaran mengalahkan rasa takut. Bukan takut mahal, tapi takut ribet. Saya pikir, masa iya orang biasa bisa pesan internet satelit? Ternyata bisa. Dan anehnya, prosesnya tidak serumit ngurus pasang Wi-Fi rumah biasa. Saya coba jelaskan pelan-pelan, versi pengalaman pribadi, bukan versi brosur.

Kenapa Akhirnya Saya Memberanikan Diri Langganan Starlink

Saya tinggal di daerah yang internet kabel belum mau masuk. Setiap hujan, sinyal jadi lucu: kadang ada, kadang meditasi. Mau pakai tethering HP, kuota habis lebih cepat daripada semangat kerja. Infrastruktur internet di sini seperti lirik lagu—“hadir sejenak lalu menghilang.”

Itu alasan utama kenapa Starlink menarik. Bukan karena Elon Musk. Bukan karena canggih. Tapi karena satu harapan sederhana: internet yang tetap hidup walau BTS dekat rumah mati.

Persiapan Sebelum Pesan Starlink 

Sebelum ikut-ikutan klik tombol “Order”, ada tiga hal penting yang harus dipahami:

1. Email Aktif dan Akun Starlink

Saya pakai email pribadi. Daftar di situs Starlink itu gampang, cuma butuh beberapa detik. Tapi ingat: ini akan jadi email utama untuk bayar dan perpanjang. Jadi jangan pakai email iseng.

2. Pembayaran Internasional

Nah, ini bagian yang bikin deg-degan. Starlink tidak terima transfer bank lokal. Harus pakai:

  • Kartu kredit (Visa/Mastercard)
  • Kartu debit internasional
  • Atau Virtual Credit Card (VCC)

Kalau tidak punya kartu apa pun? Tenang, ada jalan lain yaitu jasa pembayaran Starlink pihak ketiga.

3. Lokasi Pemasangan Harus Jujur

Starlink butuh langit terbuka. Jangan pasang di bawah atap genteng, jangan di balik pohon rambutan. Dia bukan antena TV zaman dulu, dia butuh langit.

Langkah Pemesanan Starlink (Versi Lapangan, Bukan Versi Iklan)

1 – Buka Situs Starlink dan Masuk

Saya masuk lewat HP pertama kali, lalu saya ulang lewat laptop biar lebih lega. Setelah daftar, langsung muncul kotak untuk isi lokasi.

2 – Masukkan Alamat Rumah

Saya ketik desa, kecamatan, dan koordinat. Starlink langsung memberi info: “Coverage Available.” Rasanya seperti diterima kerja.

3 – Pilih Paket

Saya pilih paket Residential. Ada juga paket Roam dan Business, tapi harganya bukan untuk dompet yang baru kenal dolar.

4 – Bayar

Bagian ini bikin tangan saya agak berkeringat. Masukkan nomor kartu, nama, alamat penagihan. Setelah klik konfirmasi… saya diam. Takut dobel. Tidak ada suara apa pun. Tapi begitu ada email masuk—selamat, pesanan diterima.

Menunggu Paket: Rasa Cemas Campur Excited

Beberapa hari saya bolak-balik tanya kurir. Ini pengalaman lucu: kurir yang menelepon malah bertanya balik,
“Ini kotak apa ya Pak? Berat juga. Isinya kayak antena perang.”

Kotak besar datang, warna dominan putih. Buka pelan-pelan, isinya:

  • Dish bulat pipih (mirip satelit portable masa depan)
  • Router Wi-Fi
  • Kabel panjang
  • Tiang kaki

Tidak ada obeng, tidak ada baut ribet. Ini dirancang agar orang desa pun bisa pasang sendiri.

Proses Pemasangan: Mencari Langit

Saya bawa dish ke halaman dan saya biarkan. Saya tidak sentuh apa pun. Dalam 2 menit, dia miring sendiri, bergerak, mencari posisi satelit. Tidak ada suara motor, tapi dia hidup. Ada moment absurd: saya berdiri melihat benda putih mencari langit, merasa seperti hidup di film fiksi ilmiah.

Aktivasi Melalui Aplikasi

Saya unduh aplikasi Starlink. Masukkan nama Wi-Fi, password. Tidak ada setting aneh-aneh. Ada tombol “Online.” Selesai.

Pertama Kali Speed Test

Saya kira akan dapat 10 Mbps saja. Tapi hasilnya?
150 Mbps. Stabil. Tanpa kabel.

Internet satelit. Di desa. Di tanah yang biasanya hanya didatangi kabut.

Biaya Langganan Starlink (Jujur, Tidak Murah)

Starlink tidak bisa disebut murah. Ada dua biaya:

  • Perangkat (sekali bayar)
  • Langganan bulanan

Kalau sekadar untuk scrolling media sosial, ini overkill. Tapi untuk sekolah, usaha, pemetaan wilayah, telemedis, Starlink bukan mahal—tapi penyelamat.

Bagaimana Kalau Tidak Punya Kartu Kredit?

Banyak orang batal di bagian ini. Tapi sebenarnya langganan starlink bisa pakai:

  • Virtual Credit Card (VCC)
  • Jasa pembayaran internasional
  • Minta teman yang punya kartu kredit untuk bantu pesan

Asal email tetap milikmu, Starlink tetap jadi milikmu.

Penutup: Starlink Bukan Teknologi Mewah, Tapi Harapan

Starlink bukan untuk semua orang, tapi untuk orang yang sudah menyerah dengan sinyal bumi. Internet ini bukan soal gengsi, tapi soal akses. Saya tidak peduli siapa pemilik perusahaan ini. Yang saya pedulikan, akhirnya saya bisa kirim file besar tanpa menunggu ayam berkokok tiga kali.

Jika kamu tinggal di daerah yang internet kabel tidak akan pernah datang, mungkin Starlink adalah satu-satunya pintu ke dunia.

Tinggalkan Balasan