Harla PMII ke-63 Tahun, Berikut Uraian Sejarahnya

Wijatoluwu.com — Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi gerakan dan kaderisasi yang berlandaskan Islam ahlussunah waljamaah. PMII berdiri sejak tanggal 17 April 1960 di Surabaya, Jawa Timur.

Motto organisasi PMII sendiri ialah, dzikir, fikir, dan amal saleh. Kader PMII harus mampu mengimplementasikan dalam menjalankan roda organisasi dan kehidupan masyarakat.

IKLAN

Tema dan Logo Harla PMII ke-63

Melansir dari laman Instagram resmi PMII (@pmiiofficial), tema Harlah PMII ke-63 adalah “Penggerak Bangsa, Memimpin Nusantara”.

Sedangkan untuk tujuannya ialah, mendidik kader-kader bangsa dan membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa Kepada Allah Swt., berbudi luhur, berilmu, terampil, cerdas dan siap mengamalkan ilmu pengetahuannya dengan penuh tanggung jawab.

Sejarah PMII

Ide dasar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bermula dari keinginan kuat para mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk suatu wadah (organisasi) mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja).

Sebelum berdirinya PMII, organisasi mahasiswa Nahdliyin sebenarnya sudah ada, namun sifatnya masih lokal, yakni Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang berdiri pada Desember 1955 di Jakarta.

Di Surakarta, dirikan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) pada tahun yang sama. Kemudian berdiri juga Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU) di Bandung.

Pendiri PMII

Dilansir dari NU Online Adapun ketiga belas mahasiswa NU sponsor atau panitia yang selanjutnya disepakati sebagai pendiri PMII yaitu:

  1. Sahabat Chalid Mawardi (Jakarta)
  2. Sahabat M. Said Budairy (Jakarta)
  3. Sahabat M. Sobich Ubaid (Jakarta)
  4. Sahabat Makmun Syukri (Bandung)
  5. Sahabat Hilman Badrudinsyah (Bandung)
  6. Sahabat H. Ismail Makky (Yogyakarta)
  7. Sahabat Moensif Nachrowi ( Yogyakarta)
  8. Sahabat Nuril Huda Suaiby (Surakarta)
  9. Sahabat Laily Mansur (Surakarta)
  10. Sahabat Abdul Wahab Jaelani (Semarang)
  11. Sahabat Hisbullah Huda (Surabaya)
  12. Sahabat M. Chalid Narbuko (Malang)
  13. Sahabat Ahmad Hussein (Makasar)

Nama PMII adalah usulan dari delegasi Bandung dan Surabaya, serta mendapat dukungan dari Surakarta. Delegasi Yogyakarta mengusulkan nama Perhimpunan Persatuan Mahasiswa Ahlusunnah wal Jamaah dan Perhimpunan Mahasiswa Sunny, sedangkan utusan Jakarta mengusulkan (IMANU) Ikatan Mahasiswa NU.

Tak sampai setahun, organisasi mahasiswa ini melakukan kongres pertamanya di Tawangmangu Surakarta dengan 13 cabang. Selanjutnya, pada kongres kedua tahun 1963, sudah mencapai 31 cabang, 18 cabang merupakan cabang baru.

Kepemimpinan PMII
Sejak berdirinya, PMII telah dipimpin oleh Ketua Umum sebagai berikut:

  1. Sahabat Mahbub Djunaidi (1960-1967)
  2. Sahabat M. Zamroni (1967-1973)
  3. Sahabat Abduh Paddare (1973-1977)
  4. Sahabat Ahmad Bagja (1977-1981)
  5. Sahabat Muhyiddin Arusbusman (1981-1985)
  6. Sahabat Suryadharma Ali (1985-1988)
  7. Sahabat M. Iqbal Assegaf (1988-1991)
  8. Sahabat Ali Masykur Musa (1991-1994)
  9. Sahabat A. Muhaimin Iskandar (1994-1997)
  10. Sahabat Syaiful Bahri Anshori (1997-2000)
  11. Sahabat Nusron Wahid (2000-2003)
  12. Sahabat A. Malik Haramain (2003-2005)
  13. Sahabat Hery Hariyanto Azumi (2005-2008)
  14. Sahabat M. Rodli Kaelani (2008-20011)
  15. Sahabat Addin Jauharudin (2011-2014)
  16. Sahabat Aminuddin Ma’ruf (2014-2017)
  17. Sahabat Agus Mulyono Herlambang (2017-2020)
  18. Sahabat M. Abdullah Syukri (2020-Sekarang)

PMII secara tegas berkeinginan untuk menjaga dan memelihara ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah. Ini mengingat aspirasi mahasiwa NU kurang terakomodasi dalam organisasi mahasiwa Islam yang sudah ada sebelumnya.

Untuk diketahui Organisasi PMII saat ini telah terdiri dari 25 Pengurus Koordinator Cabang, 231 Pengurus Cabang, 1.664 Pengurus Komisariat dan 5.115 Pengurus Rayon.