Palopo  

Pemkot Palopo Dinilai Lamban Tangani Banjir, Warga Telluwanua Blokade Jalan Trans Sulawesi

Palopo, Wijatoluwu.com — Warga Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar aksi demontrasi di perbatasan Kota Palopo dan Kabupaten Luwu (Walenrang). Warga memblokade akses jalan trans Sulawesi hingga membuat arus lalu lintas mengalami kelumpuhan total.

Warga juga menutup akses jalur alternatif yang ada di wilayah Kelurahan Pentojangan dan Kelurahan Sumarambu, Telluwanua. Tampak juga sejumlah aparat kepolisian berjaga di sekitar lokasi unjuk rasa berlangsung.

IKLAN

Kepada awak media, Awal selaku jendral lapangan menuntut pertanggung jawaban Pemerintah Kota Palopo atas keresahan yang dirasakan masyarakat Telluwanua.

“Tuntutan kawan-kawan saat ini yaitu meminta pertanggung jawaban DPRD dan Pemerintah Kota Palopo atas keresahan masyarakat Telluwanua selama 2 tahun ini dilanda banjir tapa sampai saat ini tidak ada perhatian sama sekali,” ucapnya kepada wartawan, Senin (24/10/2022).

Hingga saat ini DPRD dan Pemerintah Kota Palopo belum juga menemui massa aksi. Warga mengaku kecewa lantaran saat menggelar aksi demontrasi beberapa waktu lalu juga tidak mendapatkan respon dari DPRD Kota Palopo.

“DPRD Kota Palopo sampai hari ini hanya menutup mata dan tidak pernah menemui warganya sendiri dan saat kami melakukan aksi beberapa hari yang lalu itu tidak direspon,” tuturnya.

Warga mengancam akan menutup akses jalan trans Sulawesi jika apa yang menjadi tuntutan masyarakat tidak juga dipenuhi oleh pihak terkait.

“Jika tuntutan ini tidak diindahkan oleh DPRD da Pemkot Palopo, kami akan menutup akses jembatan (Miring) ini,” ungkapnya

Awal, bersama warga Telluwanua juga meminta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi untuk terjun langsung melakukan penanganan yang dikeluhkan warga khususnya melekukan normalisasi sepanjang sungai Battang.

“Jadi kami meminta kepada Presiden Republik Indonesia dan Gubernur Sulawesi Selatan untuk bagaimana caranya, sungai kami yang ada di jembatan miring ini khususnya DAS Battang itu kemudian dilakukan normalisasi sungai,” tandasnya.

Penulis Abu Hafshah | Editor Rahmat Al Kafi