Opini  

Opini | Gaya Digital Minimalism Gen Z

Penulis: Ilham, S.Pd

Seperti yang kita lihat tatanan kehidupan masyarakat indonesia yang lebih menyukai hal yang instan ketimbang proses, ada juga beranggapan zaman moderen adalah zaman dimana semua menjadi nayaman dan tentramĀ  dalam memfungsikan kecerdasaan digital.

Masalah Teknologi digital menjadi kemunduran berfikir, perhatian besar untuk orang-orang yang merasakan betul dampak negatif dari kelemahan gen Z ini. Kita ketahui bahwa generasi masa kini banyak melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dilakukan contonhya menghabiskan waktu dengan teknologi;
1. Bermain game hingga lupa waktu sholat
2. Menjadi tempat perjudian online
3. Bermain media sosial dengan berbagai gaya yang kurang beretika dan tak bermoral
4. Tontonan luar 18+ yang dulunya sulit terakses kini dimudahkan dengan hadirnya internet
5. Mengerjakan tugas sasarannya internet seolah-olah otaknya adalah internet.

Kalau diamati generasi Z lebih cenderung menghamburkan uang demi mempertontonkan sebuah kemewahan yang secara garis besar staylis, memfokuskan/menghabiskan waktu untuk online tanpa ada batasan tertentu ketimbang bagaimna berfikir hidup mandiri, berinvestasi baik secara materi dan keilmuan.

Maka generasi Z perlu menghadirkan kesadaran diri agar tidak terjerat dampak negatif dari perkembangan zaman dengan menganut filosofi digital minimalism kita akan menemukan titik terang agar energi yang dulunya berkurang kini menjadi stabil.

Gaya digital minimalism, mengapa generasi Z perlu menerapkan gaya digital minimalism karena ada sebab yang mengharuskan terjadinya penerapan yang bisa mengembalikan cara berfikir yang dimana generasi-generasi sebelumnya memiliki usaha sadar dalam menghargai proses kehidupan yang penuh perjuangan dan kesabaran serta tanggung jawab sosial yang tinggi.

Gaya hidup dengan digital minimalism adalah penggunaan teknologi yang dimana seseorang memusatkan waktu online nya pada segelintir aktivitas yang dia pilih sesuai kemanfaatannya. Dengan gaya ini bukan berarti menghilangkan jejak digital akan tetapi bagaimana penggunaan digital yang berlebihan harus dikurangi sesuai kondisinya (sederhana). Keterlibatan ini memotivasi setiap orang agar tidak terlalu merasakan kebisingan digital yang bernilai rendah.

Sudah waktunya untuk kita berfikir bahwa waktu yang kita habiskan di dunia maya hanya akan menyempitkan proses kehidupan kita. Teknologi yang kita pakai; whatsup, instagram, facebook, email, google, apakah semuanya sesuai kebutuhan yang harus dipenuhi berjam-jam bahkan berhari-hari ataukah salah satunya saja.?

Tips digital minimalism
1. Menghapus aplikasi yang kurang digunakan
2. Menggunakan media sosial yang sifatnya hanya mendukung aktifitas pekerjaan atau mendukung pekerjaan kampus
3. Media sosial yang kita punya harusĀ  selektif
4. Kurangi penggunaan gadget saat beraktivitas di dunia nyata seperti makan, menjelang tidur, atau kekamar kecil.
5. lebih banyak membaca buku serta silaturahmi, serta istrahat yang cukup

Kehidupan ini sifatnya berubah-ubah kita harus punya kesiapan dalam memanfaatkan situasi/ruang dan kebijaksanaan. Karena hanya orang antusias, bijak dalam bermedia sosial bisa meraih keseimbangan hidup