Masmindo Paparkan Sejumlah Klarifikasi Proses Pembebasan Lahan

Luwu, Wijatoluwu.com – PT Masmindo Dwi Area (Masmindo) kembali menyampaikan sejumlah informasi dan klarifikasi terkait proses pembebasan lahan. Hal ini tentunya bertujuan untuk memberikan informasi yang benar kepada publik.

Kepala Teknik Tambang (KTT) / Site Manager Masmindo, Mustafa Ibrahim menjelaskan jika target pembebasan lahan Masmindo adalah sekitar sejumlah total 1.400 ha.

“Dimna ada sekitar 10% dari luas Kontrak Karya Masmindo yaitu 14.390 ha. Adapun areal target pembebasan lahan ini terutama berada di wilayah Desa Ranteballa dan Desa Boneposi,” jelasnya,

Mustafa mengatakan, sejumlah lahan yang sudah dibebaskan Masmindo segera akan dilakukan pembersihan lahan (land clearing).

“Hal itu kemudian akan dikoordinasi dengan pihak-pihak terkait terus dilakukan Masmindo untuk keperluan dimaksud,” katanya.

Menurutnya, seluruh areal target pembebasan lahan tersebut berada di areal penggunaan lain (APL), dimna lahan-lahan dimaksud umumnya telah dimiliki dan digarap oleh masyarakat setempat.

“Sehingga dalam proses pembebasan lahan ini harus dilakukan melalui langkah-langkah yang dapat dibenarkan sesuai peraturan yang berlaku,” terangnya.

Dalam proses pembebasan lahan ini posisi Masmindo adalah pihak swasta yang bertindak sebagai pihak penerima pelepasan hak atas tanah dan tanam tumbuh.

“Penyelesaian serah terima pelepasan hak atas tanah dan tanam tumbuh ini tentunya berada di tangan pihak-pihak terkait, baik kesepakatan para pihak yang terkait hak atas lahan dimaksud, maupun keputusan hukum terkait keabsahan dokumen kepemilikannya,” ungkap mustafa

Terkait hal tersebut, Masmindo juga saat ini terus melanjutkan koordinasinya bersama Tim Satgas Percepatan Investasi Kabupaten Luwu yang dipimpin oleh Sekda Luwu dan beranggotakan sejumlah unsur Pemkab dan Forkopimda Luwu.

Menurutnya, sejumlah langkah strategis telah diambil tim, menyusul koordinasi tim ini dengan pihak pemerintahan terkait,

“Dalam proses pembebasan lahannya, Masmindo juga melibatkan konsultan jasa penilai publik (KJPP) sebagai tim penaksir kondisi dan harga dasar lahan dan tanam tumbuh yang menjadi target pembebasan lahan,” tuturnya.

Mustafa mengungkapkan, dari rekomendasi tim appraisal inilah Masmindo kemudian menerapkan sejumlah kategori yang terkait dengan standar harga dasar lahan dan tanam tumbuh.

“Tentunya ini juga disesuaikan dengan kondisi kondisi sesungguhnya di lapangan, termasuk ada tidaknya bukti penggarapan lahan, jumlah dan usia serta produktivitas tanam tumbuh yang ada di atasnya,” ungkap Mustafa.

“Dalam setiap transaksi pelepasan hak atas tanah dan tanam tumbuh ini juga berlangsung sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, tanpa adanya tekanan ataupun paksaan dari pihak manapun,” tambahnya.

Lebih lanjut, sesuai rencana dan komitmen awal perusahaan, Masmindo juga terus melanjutkan rencana dan programnya dalam hal pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM), terutama bagi warga masyarakat dan desa yang terdampak langsung.

“Saat ini Masmindo terus menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk sejumlah program pengembangan pertanian dan perekonomian yang diharapkan dapat membantu pendapatan warga (khususnya pemilik lahan terdampak) serta meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelasnya.

Sesuai arahan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, Masmindo berkomitmen untuk melakukan percepatan investasinya di Kabupaten Luwu.

“Penyelesaian proses pembebasan lahan merupakan hal penting bagi Masmindo agar dapat segera memulai tahapan konstruksi dan penambangan. Jika Masmindo sudah beroperasi nanti, tentunya perusahaan ini akan dapat lebih banyak mendorong pengembangan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah kerjanya”. Pungkasnya.