Timika, Wijatoluwu.com — Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Kabupaten Mimika, Rabu (19/4/2023) menggelar kegiatan buka puasa bersama seluruh masyarakat Luwu yang ada di Mimika yang dilaksanakan di Sekretariat KKLR di jalan C Heatubun, jalan Baru.
Dalam sambutannya, Ketua Kerukunan Luwu Raya Kabupaten Mimika Samuel B Rappang mengatakan, kegiatan buka puasa bersama masyarakat Luwu Raya di Mimika merupakan suatu suasana yang sudah terjaga sejak dahulu hingga kedepannya perlu dirawat dengan baik.
“Jadi saya harapkan nuansa kebersamaan ini selalu kita jaga dari saat ini hingga pada kedepannya,” kata Saumel.
Tentunya untuk mendukung terlaksananya kegiatan buka puasa bersama diperlukan kerjasama atau dukungan dari masyarakat, terlebih-lebuh kepada dewan pembina KKLR Kabupaten Mimika, Marthen Paiding yang telah mensupportnya.
“Jadi patut kita panjatkan syukuri kepada Tuhan bahwa di sore hari ini acara kita yaitu buka puasa bersama dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dewan pembina kerukunan keluarga Luwu Raya, bapak Marthen Paiding,” ungkap Samuel.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Pembina Kerukunan Luwu Raya (KKLR), Marthen Paiding mengucapkan terimakasih kepada suasana kebersamaan masyarakat Luwu Raya di Mimika untuk berbuka puasa bersama dalam merajut tali asih.
“Trimakasih yang sebesar-besarnya atas kebersamaan ini dalam merajut kebersamaan, bertemu satu dengan yang lainnya dalam rangka kita berbuka puasa,” kata Marthen.
Sebelum berbuka puasa, Ustad firdaus amir SH, dalam tausiahnya mengatakan, ada beberapa hal yang bisa kita bagikan ambil kebaikan untuk kemudian membuka kebahagiaan dalam kehidupan kita yaitu hati yang selalu bersyukur, kalau kota bersyukur maka kita akan bahagia.
Ada salah satu siklus yang perlu kita simak yaitu ada seorang petani bersama istri dan anaknya sementara makan disawa rumah sawah di tengah-tengah sawah melihat ada seorang membawa sepeda, kemudian ia berkata alangkah bahagianya pesepeda ituKl, karena dia bisa kemana-mana. Kemudian orang yang mengayuh sepeda itu mengendarai orang yang membawa sepeda motor, dan dia mengatakan bahwa bahagia orang yang punya motor ini nyaman dan cepat sampai ke tujuan.
Orang yang sementara mengendarai motor ini sementara melihat orang yang mengendarai mobil dan berkata betapa bahagianya orang itu, ia tidak kena hujan dan panas.
Lalu orang yang mengendarai mobil itu melihat keatas langit dan melihat pesawat kemudian berkata, alangkah bahagianya orang yang naik pesawat, bisa jadi dia seorang pejabat atau orang kaya yang akan liburan ke suatu tempat. Dan ternyata orang yang berada diatas pesawat itu memandang ke hamparan sawah dan melihat petani itu bersama istri dan anaknya dan berkata bahagianya petani itu. Karena makan bersama keluarganya di sebuah sawah.
“Jadi siklus ini memberikan pesan kepada kita bahwa mungkin sebenarnya kita sudah bahagia tetapi karena kita selalu menempatkan kebahagiaan kepada orang lain maka itulah yang membuat kita tidak bahagia. Jadi penting bagi kita untuk banyak bersyukur,” tuturnya. (Rls).