PALOPO, Wijatoluwu.com — Sebanyak 110 orang seniman akan meriahkan Gelar Budaya Alekawa pada 14-16 Agustus 2025 di Taman IM Palopo City. Ratusan seniman ini akan menampilkan sajian tari dan musik yang berasal dari daerah.
Gelar Budaya Alekawa adalah ajang pertemuan seniman tradisi yang berasal dari berbagai sanggar dan komunitas seni yang memberi perhatian pada pengkaryaan, apresiasi seni dan pemanfaatan ruang bersama secara inklusif.
Hal ini disampaikan oleh Irvan Dahlan, Direktur Program Sugi Performance Art, Kamis (14/8). Ia menambahkan bahwa Gelar Budaya Alekawa adalah upaya untuk menghimpun kembali Seniman dari lintas komunitas untuk tampil dalam satu panggung yang sama di Kota Palopo.
“Kami mengambil konsep Alekawa sebagai konsep seni yang inklusif karena menjadikan ruang hidup manusia secara bersama-sama, tempat berinteraksi, dan jembatan yang saling menghubungkan antar-manusia dan dunia lain dalam kosmologi Luwu”, jelas Irvan Dahlan.
Ia menambahkan bahwa tantangan pengkaryaan seni hari ini adalah kurangnya ruang apresiasi dan kolaborasi multi pihak dalam membentuk ekosistem kesenian yang inklusif.
“Kami sadar bahwa kekayaan budaya yang ada di Tana Luwu dan Palopo ini punya potensi yang besar. Oleh karena itu melalui gelar budaya ini kami ingin memberi ruang apresiasi bagi seniman-seniman lokal untuk tampil di ruang-ruang publik”, tambah Irvan Dahlan yang sering disapa Cipunk.
Gelar Budaya Alekawa tambah Cipunk akan menampilkan seniman lokal yang tergabung pada beberapa sanggar seni seperti Sanggar Seni Batara Guru, Tomakaka Peta, dan Sugi Performance Art. Selain itu, Cipunk juga akan menghadirkan beberapa suguhan seni tradisi dari berbagai daerah, seperti Bali, Lombok dan Jawa.
Cipunk menambahkan melalui Gelar Budaya Alekawa yang merupakan bagian dari Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan BPK Wilayah IX, Sugi Performance Art akan menyuguhan pertunjukan seni yang apik, ia juga akan melakukan gelar wicara (talkshow) dengan tema pemajuan kebudayaan.
Dijadwalkan sebagai narasumber antara lain Kepala Dinas Kebudayaan Palopo, Magfirani Nassa; Anggota DPRD Kota Palopo, Bata Manurun Tandigau; Aulia Rakhmat dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX; Andi Mustajab Kamil dari Makassar Art Group; dan Husni Utami Sugihartono dari Sugi Performance Art./red
