Palopo, Wijatoluwu.com — Gerakan Aktivitas Mahasiswa (GAM) memperingati Milad 1 Dekade (Ke-10 Tahun) dengan mengusung Tema “Kebebasan, Keadilan dan Persaudaraan” acara tersebut berlangsung di Aula MAN 2 Kota Makassar. Jum’at, (30/12/22).
Milad dibuka dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an, di lanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars GAM, kemudian laporan Ketua Panitia, dan juga sambutan-sambutan. Dewan Pembina GAM yakni, Dr. M.yusuf Alfian Rendra Anggoro, M.M dalam sambutannya memberikan tanggapan terkait profesi aktivis.
“Saya yakin orang-orang yang berprofesi sebagai aktivis, adalah pekerjaan sosial yang harus dituntaskan tidak boleh sarjana, sebelum kemenangan mendampingi serta semua kasus itu selesai. demonstrasi adalah bukti bahwa ada permasalahan. Kalau kami punya semboyan atau kata-kata mutiara bahwa ‘Diskusi adalah Tradisi, Demonstrasi adalah Budaya,” ucapnya dengan suara lantang.
Selanjutnya Muhammad Aswan selaku Panglima Besar juga ikut menyampaikan bahwa “Hari ini tepat 30 Desember tahun 2022, Gerakan Aktivis Mahasiswa berumur 10 Tahun suatu pencapaian yang patut kami banggakan sebagai Kader Gerakan Aktivis Mahasiswa sebab kami masih bisa bertahan sebagai lembaga gerak kemahasiswaan, lembaga eksternal kampus. Tuturnya
Aswan juga menghimbau agar seluruh kader aktivis mahasiswa perlu tahu latar belakang lahirnya organisasi ini, Karena Gerakan Aktivis Mahasiswa menyimpan sejuta makna dan perjuangan dalam sejarah pembentukannya.
” Organisasi ini tidak lahir di atas gunung yang sejuk, di pantai yang indah ataupun di ruangan ber AC. Tapi organisasi ini lahir dari rumah tahanan, tempat transit favorit para aktivis jalanan. Gerakan Aktivis Mahasiswa ini digagas dibalik jeruji besi, Kami seluruh kader aktivis Mahasiswa terkhususnya saya pribadi tentunya bangga berproses dari tempat organisasi ini selain daripada kami di didik untuk menjadi pembangkang bagi penguasa-penguasa yang dzolim di Gerakan Aktivis Mahasiswa kami di didik untuk bagaimana senantiasa untuk kreatif dalam menjalankan yang namanya setiap roda organisasi,” ungkapnya
Turut hadir pula Pendiri GAM Rahmat Ardiansyah, dalam sambutannya ia menjelaskan tentang mengenai fungsi Mahasiswa yang sebenarnya.
“Fungsi dari kita sebagai Mahasiswa itu mesti kita jaga, kita ini Agent of Control. Kita harus posisikan diri kita sebagai pengontrol,” Tandasnya
Lebih lanjut Ardiansyah juga berpendapat mengenai lemahnya pondasi bangunan politik di DPR karena diisi orang-orang yang tidak berkompeten dan tidak tidak mempunyai pengalaman organisasi.
“Kalau orang di DPR diisi oleh orang-orang yang ini saya minta maaf kalau ada keluarganya gen politisi karna biasa kalau bapaknya politisi ikut-ikut ki anaknya jadi politisi, padahal pondasinya tidak jelas dan dia tidak pernah di kader di Lembaga manapun, akhirnya masuk dalam parlemen, esensinya lepas sebagai refresentatif keresahan rakyat yang dia bahas proyek akhirnya masyarakat yang dirugikan. Yang mestinya mengisi didalam Pemerintahan itu adalah orang-orang gerakan, mantan-mantan ketua lembaga, mantan ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), itu yang seharusnya isi didalam,”
Terakhir, Ardiansyah juga menghimbau kepada kader-kader GAM, bahwa GAM harus kembali menjadi motor penggerak agenda konsolidasi akbar organisasi lintas kampus karena GAM terdiri dari lintas kampus.
“Maksud saya adalah bagaimana kemudian GAM menjadi promotor penggerak kembalinya Makassar sebagai kiprah gerak di Indonesia Timur,” pungkasnya.
Acara kemudian ditutup dengan pemotongan tumpeng, di lanjutkan pemutaran video dokumenter GAM, penampilan musikalisasi puisi, tarian 4 etnis dan juga solo musik persembahan dari kader-kader GAM.
Sumber: GAM Luwu Raya | Editor: Syarwan