Opini  

Mahasiswa Seksualitas dan Kekuasaan

Wijatoluwu.com — Dalam sorotan era informasi yang berkembang pesat, peran mahasiswa sebagai figur intelektual menjadi sangat penting dalam membentuk konstruksi dinamika sosial. Perguruan tinggi, sebagai panggung pertumbuhan intelektual dan pembentukan karakter, menjadi ruang di mana mahasiswa tidak hanya mengasah kemampuan akademis tetapi juga membentuk pandangan kritis mereka terhadap dinamika sosial yang terus berkembang.

Pentingnya mahasiswa sebagai agen perubahan terletak pada kontribusi mereka pada Tridharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Namun, dalam konteks lebih luas, mahasiswa juga dihadapkan pada tugas sosial untuk berperan aktif dalam membentuk dan memperbaiki kondisi sosial di sekitar mereka.

IKLAN

Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mahasiswa dan memotivasi keterlibatan mereka dalam isu-isu sosial. Lingkungan ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang keberagaman, penghargaan terhadap hak asasi manusia, dan penolakan terhadap segala bentuk dominasi dan pelecehan.

Dalam konteks kekuasaan, mahasiswa memiliki peran signifikan dalam menggunakan kekuatan mereka untuk mempengaruhi dan membentuk opini publik. Kekuatan teknologi dan keterampilan digital mahasiswa dapat menjadi alat untuk menciptakan kesadaran, menggalang dukungan, dan merancang solusi inovatif untuk masalah sosial yang kompleks.

Namun, perhatian khusus perlu diberikan pada isu dominasi seksualitas dan ketidaksetaraan. Mahasiswa sebagai pembentuk opini publik dan pemimpin masa depan harus berdiri sebagai advokat keadilan gender, menentang setiap bentuk ketidaksetaraan, dan mempromosikan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua.

Keterlibatan mahasiswa tidak hanya terbatas pada ruang kampus. Mereka dapat membentuk proyek-proyek masyarakat berbasis digital, kolaborasi antar-mahasiswa, dan kampanye kesadaran yang menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Sebagai mahasiswa, kita tidak hanya sedang belajar untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan dunia di sekitar kita. Dengan merangkul peran sebagai agen perubahan, mahasiswa dapat membawa harapan dan inspirasi untuk membentuk masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkeadilan sosial. Dalam dinamika sosial di era informasi, mahasiswa bukan hanya penerima ilmu, tetapi juga penggagas perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.

Penulis: Muh. Rajab Addas
(Wakil Ketua Hikmah Lutra)